Tsunami menghantam daerah-daerah di pinggiran
Samudera Hindia, salah satu Aceh, Indonesia, pada Desember 2004. Ratusan ribu
orang tewas, bangunan luluh lantak. Aceh menjadi bak kuburan massal. Namun, ada
satu kabupaten di Aceh, yang berada di tengah-tengah samudera, punya cerita
lain. Bangunan-bangunan memang hancur, tetapi korban jiwa hanya enam orang.
Kearifan lokal menyelamatkan mereka.
Gugusan pulau Simeulue ini berada di atas
persimpangan tiga palung laut terbesar dunia, yaitu pertemuan lempeng Asia
dengan Asutralia dan Samudra Hindia. Sejak 1999, pulau ini menjadi kabupaten
tersendiri, pemekaran dari Aceh Barat. Ia berada sekitar 150 km dari lepas
pantai barat Aceh, berada di kelilingi laut Samudera Indonesia.
Kala gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004,
korban jiwa sangat minim. Enam warga Simeulue meninggal dunia. Di bagian Aceh
yang lain, ratusan ribu jiwa melayang. Mengapa demikian? Ternyata, di pulau
ini, memiliki cerita tersendiri soal tsunami. Menurut sejumlah tokoh adat dan
budaya masyarakat Simeulue, serta para orang tua, peristiwa tsunami itu sudah
mereka prediksi akan datang lagi ke daerah itu.
Pada 1907, sekitar seabad lalu, tsunami pernah
menghantam Simeulue. Korban jiwa cukup banyak. Rumah hancur, harta benda
lenyap, dan banyak yang kehilangan sanak saudara. Peristiwa itu mereka abadikan
dalam budaya tutur dan lagu, bahkan mereka memiliki istilah sendiri untuk
Tsunami yaitu Smong.
Maka saat Gempa dan tsunami 2004 penduduk Simeulue
telah melihat tanda tanda akan adanya “smong” sehingga saat itu juga, ribuan
warga lari ke pebukitan saat itu juga sehingga hanya enam orang warga yang
menjadi korban.
Kisah ini terdapat dalam education board yang ada
di zona disaster di wahana Miracle, Aneh tapi Nyata yang berada dalam komplek
Jawa Timur Park 3 Batu Malang. Zona disaster adalah satu dari 6 zona yang ada
di wahana ini.
Di zona disaster yang ada di wahana Miracle, Aneh tapi nyata ini, pengunjung bisa
menyaksikan bencana alam terbesar yang terjadi di dunia seperti tsunami
terbesar di Aceh dan Jepang. Serta banjir bandang dan gempat terdahsyat yang
merenggut jutaan korban ada di zona tersebut. Tentunya kejadian itu didokumentasikan
melalui film.
Bahkan pengunjung juga bisa merasakan dihempas
gelombang Taifun di Rumah petir, wahana 4 Dimensi yang memang disediakan oleh
Miracle untuk lebih membuat pengunjung mengalami bencana yang dahsyat di muka
bumi ini.
Pendidikan mitigasi kebencanaan tentunya harus
dilakukan sedini mungkin di dalam keluarga kita, apalagi negeri ini adalah
negeri dengan tingkat kerawanan terhadap bencana yang sangat tinggi.
Miracle, dengan caranya sendiri telah memberikan
sumbangan untuk upaya mitigasi kebencanaan ini, selain tentu saja pengunjung
bisa menikmati zona zona lain yang juga memberikan edukasi di bidang yang lain,
misalnya zona galaxy yang memberi edukasi mengenai antariksa, ataupun zona
ancient temple yang memberi pengetahuan tentang kebudayaan kuno.
Jadi, mari ke Miracle. Berwisata sambil edukasi!
Comments
Post a Comment